Ay Tjoe Christine, Devy Ferdianto, Tisna Sanjaya
Pembukaan: 6-3-2006, jam19.30
7-8 Maret, jam 16.00-19.00
GoetheHaus
Jl. Sam Ratulangi 9-15
Jakarta Pusat
021-235 50 208 kultur@jakarta.goethe.org
Melalui karya-karyanya, Ay Tjoe Christine, Devy Ferdianto dan Tisna Sanjaya menempuh jalan baru seni grafis. Dalam pameran bersamanya kali ini, ketiga seniman ini memamerkan cara mereka masing-masing ”bermain” dengan teknik ini. Konsep Manna di tangan Ay Tjoe Christine memiliki makna yang lain dan perspektif yang baru. Untuk pertama kalinya Devy Ferdianto bereksperimen dengan grafis di atas keramik dan Tisna Sanjaya mempergunakan kanvas dan arang untuk karyanya. Manusia menjadi pusat karya ketiga seniman ini, baik itu sebagai mahluk dengan hubungan transendental, atau sebagai mahluk sosial dalam keseharian atau digambarkan dengan pengungkapan mimik dan gerak tubuh seperti dalam dunia teater. Bila kita menemukan jejak obyek yang di cetak dalam lukisan grafis, maka dalam karya Ay Tjoe Christine, Devy Ferdianto dan Tisna Sanjaya kita menemukan jejak dari kehidupan itu sendiri.
Perjalanan berkesenian mereka memiliki banyak kesamaan. Ay Tjoe Christine, Devy Ferdianto dan Tisna Sanjaya tinggal dan berkarya di kota kelahiran mereka, Bandung. Studio bersama memungkinkan mereka bertukar ide secara intensif. Mereka juga masing-masing pernah tinggal di Jerman: Tisna Sanjaya dan Devy Ferdianto lulusan Sekolah Tinggi Seni Rupa Braunschweig jurusan seni grafis. Ay Tjoe Christine tinggal 5 bulan dalam tahun 2004 sebagai artis residensi di desa seniman Schöppingen dan kembali ke Indonesia dengan ide-ide dan rencana baru dalam bidang seni rupa. Hubungan dengan Jerman inilah yang menjadi dasar bagi Goethe-Institut mengundang mereka untuk mengadakan pameran bersama di GoetheHaus.
Anda diundang menyaksikan pameran bersama tiga seniman ini di GoetheHaus.
Artist Statements
Ay Tjoe Christine
Pembaharuan konsep 'manna' keluar dari arti historisnya ke dalam perspektif baru adalah usaha untuk keluar dari sistem besar dan menghargai bentuk kehidupan yang independen. Menggarap sesuatu untuk keluar dari sistemnya adalah bagian besar ketertarikan saya pada karya 'jalan baru', bahwa 'jalan baru' juga melibatkan mahluk atau obyek di sekitar, bahwa merekapun punya bentuk kehidupannya sendiri.
Devy Ferdianto
Hidup manusia punya banyak dimensi. Layaknya cerita yang dikemas dalam kertas berlipat, tiap bidang lipat punya makna yang saling bertaut dan bertolak, berinteraksi antar ruang, waktu, alam- benda dan individu... Tanah dan Api, kelahiran dan kematian, pertanyaan tak berkesudahan tentang hakekat hidup, lebur dalam cerita, lewat mimik dan gerak...
Tisna Sanjaya
Paket karya untuk pameran di Goethe-haus ini adalah proses mencetak tubuh manusia dan binatang dengan media arang bekas pembakaran, sebagai sebuah refleksi diri tentang... "Aku ini binatang jalang, dari kumpulannya yang terbuang"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar