Jumat, 16 Juli 2010

Dim Sum, Si Mungil yang Menyentuh Hati

Berbagai varian Dimsum (foto: Rian Muhjani/US)

“Dim sum, hidangan mungil asal Kanton, Cina bagian Selatan. Bentuk cantik dengan isian manis dan gurih membuat panganan ini digemari semua usia.

Dim sum biasa diolah dengan cara dikukus, digoreng dan dimatangkan dengan sedikit minyak alias pan fried. Fung Zau, Hakau dan Bakpao beberapa jenis dim sum populer dari sekitar 2000 varian yang ada di dunia.”

Dalam bahasa Kanton, dim sum berarti sedikit dari hati atau menyentuh hati. Dim sum yang biasa dihidangkan bersama chinese tea ini diibaratkan hors d’oeuvres atau appetizer (bisa panas atau dingin) yang biasa disajikan di restoran Perancis sembari menanti hidangan utama datang.

Dim sum sudah populer sejak ribuan tahun lalu. Isiannya bisa berupa daging, seafood, sayuran, hingga manisan dan dessert.

Awal mula tradisi menikmati dim sum ada beberapa versi. Ada yang mengaitkan dengan tradisi warga Cina yang gemar meminum teh. Warung teh bermunculan sejak masa Jalur Sutra dan Dinasti Han (206 SM) hingga Dinasti Yuan (Abad 14 M).

Kala itu para petani, buruh dan pedagang yang berbisnis di sepanjang Jalur Sutra kerap mampir melepas lelah di kedai teh pinggir jalan sembari menikmati dim sum.

Ada juga yang mengatakan dim sum dulunya kudapan favorit kaisar saat tengah bersantai sambil mereguk kehangatan chinese tea.

Dim sum juga dikenal dengan istilah yum cha, terjemahannya berarti minum teh. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan pengalaman menikmati dim sum yang selalu ramai dan menyenangkan.

Restoran biasa menghidangkan dim sum sejak pagi hingga siang hari. Di Hong Kong dan provinsi Cina lainnya seperti Guangdong, beberapa resto menyajikan dim sum sejak pukul 5 pagi.

Keluarga pun senang berkumpul untuk menikmati dim sum bersama di hari Minggu. Biasanya orangtua akan mengajak anak serta untuk berkumpul bersama kakek dan nenek.

Terutama di hari raya seperti Hari Ibu dan Imlek. Di Indonesia, dim sum mulai dikenal sebagai panganan dan makanan utama yang dihidangkan sepanjang hari.

Dim sum biasa disajikan menggunakan wadah bermaterial bambu untuk menjaga hidangan tetap panas saat disantap.

Satu porsi dim sum biasa berisi 3-4 buah. Sepasang sumpit menjadi alat makan utama.

Seiring kepopuleran dim sum, banyak yang mulai membuat variasi bentuk dan isian. Konon ada sekitar 2000 varian dim sum di dunia. Berdasarkan bentuk dan isinya dim sum terdiri dari beberapa jenis.

Hakau
Salah satu menu favorit dengan isian udang. Tampilannya unik, dibungkus kulit transparan yang lembut beraroma wijen. Kulit hakau terbuat dari tang mien, tepung sari kanji. Dimatangkan dengan cara dikukus, hakau semakin nikmat disantap dengan saus sambal.

Fung Zau
Dibuat dari ceker ayam yang direbus hingga lunak, digoreng dengan herbal Cina, lalu diungkep bersama bumbu dan dibekukan. Setelah meresap, kaki ayam dikukus. Fung zau biasa dinikmati dalam rendaman saus kacang, saus tiram atau lada hitam.

Cheong Fan
Dalam bahasa Inggris disebut Rice Noodle Rolls. Terbuat dari tepung beras yang dikukus, kemudian digulung, digoreng sebentar dan disajikan dengan taburan biji wijen. Padanannya saus kecap yang manis gurih. Bisa dihidangkan polos atau dengan isian yang cukup mewah seperti daging, seafood dan sayuran.

Bakpao
Bak berarti daging, dan pao berarti bungkusan. Awalnya bakpao memang hanya berisi daging. Kini panganan berwarna putih ini mulai diisi dengan berbagai bahan seperti coklat, kacang hijau dan srikaya. Kulit bakpao dibuat dari adonan tepung terigu. Setelah diberi isian, dikukus hingga mengembang dan matang. Untuk membedakan bakpao berisi daging dengan yang bukan, bisa dilihat dari titikan warna yang ada di atas bakpao.

Egg Tart
Kue manis berwarna kuning ini berbahan dasar adonan pastel dengan isian pudding telur yang dipanggang. Untuk menambah kemewahan, ada yang menambahkan sarang burung sebagai topping egg tart.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar