Kamis, 15 Juli 2010

Menikmati Sunset dan Bersnorkeling di Pulau Tidung

Sunset di Pulau Tidung (foto: Arno Santosa/US)

Mungkin tidak banyak yang tahu keberadaan pulau Tidung Besar yang berada di bagian Selatan Kepulauan Seribu. Dibanding pulau lainnya seperti Ayer, Sepa, Umang, Bidadari, Kaliage Kecil atau Kotok yang masuk kategori pulau pariwisata, pulau Tidung jelas kalah populer.

Di pulau ini tidak ada resort atau hotel berbintang yang berdiri mentereng. Tapi keindahan pemandangan dan laut Tidung Besar tidak kalah cantik. Karang laut yang tersembunyi di bawah laut yang biru mampu membuat Anda lupa dengan kepenatan kota besar.

Suasana pedesaan yang tenang dan penduduk yang ramah menyapa membuat Anda merasa seperti pulang ke kampung sendiri. It’s like your own secret gateway.

Perjalanan menuju pulau Tidung dimulai dari dermaga Muara Karang. Setiap hari, pukul 7 pagi, kapal berlayar menuju pulau Tidung. Membawa penduduk yang membeli keperluan sehari-hari dan turis lokal yang tertarik mengunjungi pulau ini.

Selama 3,5 jam, Anda dibawa mengarungi lautan dengan menggunakan kapal berkapasitas 30-50 orang. Ukurannya tidak terlalu besar. Hentakan ombak terasa menghantam tubuh kapal.

Begitu sampai di dermaga pulau Tidung Besar, Anda bisa mencium udara yang segar. Tidak sumpek dan bau. Di depan dermaga ada beberapa tukang becak yang ramah menawarkan diri mengantar ke losmen. Urban Style sudah ditunggu Pak Haji Abdul Hamid. Di tangannya terselip kertas yang berisi nama calon pengisi losmen Lima Saudara yang dikelolanya.

“Jalannya tidak jauh. Paling 200 meter dari sini. Ada di samping kiri. Barang bawaannya ditaruh di becak saja,” ungkapnya.

Sesampainya di penginapan, Pak Hamid langsung menunjukkan di mana Anda bisa memesan makanan dan perahu untuk snorkeling atau diving. Ada 4 keluarga yang menyediakan katering untuk makan Anda. Ada Pak Maskur, Pak Wardi, Pak Asep dan Pak Oong. Masing-masing memiliki kelebihan.

Kami mencicipi makan siang dari katering Pak Maskur. Kami sangat penasaran saat ditawari Ayam Percikan. “Ayam digoreng dan diberi bumbu,” ungkap staf Pak Maskur mencoba mendeskripsikan menu.

Penjelasan dari staf Pak Maskur tidak membuat kami mengerti maksudnya. Setelah masakan yang dipesan datang, kami hanya bisa tertawa terbahak-bahak. Ternyata Ayam Percikan yang dimaksud tak lain Ayam yang digoreng dengan menggunakan bumbu fried chicken.

Katering Pak Wardi menyediakan makanan khas pulau Tidung. Sate Odol, salah satu menu yang wajib Anda coba. Duri dan daging ikan dikeluarkan dan dipisahkan dari kulitnya. Daging ikan kemudian dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, cabai merah, garam, dan parutan kelapa muda. Dicampur dan dimasukkan kembali ke tubuh ikan lalu dibakar. Dicocol dengan sambal, muantappppp.

Menu Ikan Garam Asam juga terasa unik. Kuahnya sedikit aneh buat lidah orang kota tapi kesegaran ikannya tidak tertandingi. Rahasia masakan ini ada pada ikan yang segar. Pagi dapat, langsung dimasak. Tidak boleh diinapkan. Ikan yang digunakan bisa apa saja. Tapi orang pulau biasanya pakai ikan tongkol. Saya punya banyak tamu yang alergi makan tongkol di Jakarta.

Tapi di sini mereka bisa makan tongkol tanpa alergi. Ikannya berbeda. Lebih segar,” papar Pak Wardi.

Jika memesan makanan dari katering, Anda tidak perlu pusing mencari mana yang paling murah. Harga yang ditetapkan sama. Lima belas ribu per orang untuk sekali makan.

Kecuali jika Anda memesan tambahan makanan. Ingin merasakan barbeque di belakang penginapan sambil menikmati angin pantai? Tinggal minta mereka menyiapkan ikan yang Anda inginkan. Jangan lupa sebutkan secara rinci apa yang Anda inginkan dan kapan Anda mau barang dikirim ke penginapan.

Snorkeling dan Mengelilingi Pulau Tetangga

Jika Anda ingin mengelilingi pulau Tidung dan snorkeling di kawasan pulau, harga sewa kapal hanya 300 ribu rupiah. Peralatan snorkeling untuk satu orang dipatok dengan harga 35 ribu rupiah. Tapi jika Anda berniat menjelajahi pulau di sekitar Tidung Besar, harga sewa kapal biasanya bertambah.

“Jarak ke pulau lainnya cukup jauh. Jadi BBM-nya butuh ekstra. Harga yang kami tawarkan masih wajar kok,” ungkap Amsir yang mengelola penyewaan kapal dan perlengkapan snorkeling dan diving bersama karang taruna Pulau Tidung Besar.

Amsir menyediakan pemandu yang membuat Anda betah snorkeling, meskipun Anda tergolong pemula. Mulyadi, pemandu dan nahkoda yang menemani Urban Style membuat perjalanan terasa mengasyikkan. Pria yang juga berprofesi sebagai nelayan ini tidak ubahnya Deni Si Manusia Ikan. Lautan luas seperti tempat bermainnya.

“Saya lahir di pulau ini. Sejak umur 3 tahun sudah berenang di laut. Saya dan 7 orang teman pernah terombang-ambing selama 8 hari di laut Karimun Jawa. Untung kami semua selamat,” ceritanya.

Bersama Mulyadi, kami mengelilingi titik-titik snorkeling. Ada keceriaan tersendiri saat mata memandang dari dekat ikan berwarna-warni yang berenang di sela-sela karang. Di sini, Anda lebih sering melihat ikan Napoleon.

Puas bermain di pulau Tidung Besar, kami berkunjung ke pulau Payung. Di pulau ini hanya ada 40 kepala keluarga. Ada sekolah dasar yang berdiri di tengah pulau.

“Satu kelas isinya paling 6 orang. Untuk SMP, biasanya sekolahnya di Tidung Besar dan kos di sana,” papar Mulyadi yang juga memiliki kerabat di pulau ini.

Di pulau ini, kami mendapati kelompok wanita yang mengolah sukun menjadi keripik dan dipasarkan ke Tidung Besar dan sampai ke Muara Angke. Iseng mencicipi keripik sukun, berakhir dengan memborong satu kardus keripik yang renyah dan enak.

Di sini kami juga mencicipi kerang mata tujuh dan udang zebra. Tidak hanya warna yang membuat udang zebra ini berbeda dengan udang galah. Udang ini punya capit yang bisa melumpuhkan musuh dan kaki yang berbentuk sirip. Rasa daging udang manis dan gurih.

Pernah lihat ikan Batu? Di sini kami ditunjukkan ikan yang berwarna dan bertekstur seperti batu. Jika tidak tahu mengolahnya, Anda bisa keracunan. Sehari tubuh Anda tak mampu bergerak. Menurut cerita orang pulau, jangan sampai Anda keracunan ikan batu dan bertemu dengan wanita yang sedang hamil. Bisa-bisa sakit Anda makin bertambah parah. Ikan Batu banyak diminati pembeli dari Jakarta.

Di sini juga ada ikan balon, sejenis fugu yang juga beracun jika tidak bisa mengolahnya.

Selain pulau Payung, Anda yang gemar berwisata air juga wajib singgah di pulau Karang Beras yang berjarak kurang lebih 30-45 menit dari Tidung Besar. Pemandangan dan spot untuk snorkeling atau diving di pulau tersebut tidak mengecewakan.

Bersepeda ke Tidung Kecil

Menikmati keindahan pulau Tidung Besar paling enak dilakukan dengan menyewa sepeda. Jalanan yang luasnya tidak lebih dari 3 meter memang paling nyaman buat pengendara sepeda. Jalanan sebagian besar beralaskan paving block, jadi Anda tidak perlu menguasai teknik bersepeda off road. Rasakan kesejukkan angin sore saat kaki mulai mengayuh sepeda.

Selain rumah penduduk, Anda bisa melihat pantai dan pohon kelapa di sisi kiri dan kanan jalan. Segar rasanya. Harga sewa sepeda per hari hanya 15 ribu rupiah. Tapi, pastikan Anda memeriksa remnya terlebih dulu.

Kurang lebih tiga kilometer, kami sampai di jembatan kayu yang menyambungkan pulau Tidung Besar dan Tidung Kecil. Pulau Tidung Kecil tidak berpenghuni.

Pemandangan dari atas jembatan sangat indah. Menunggu sunset dari tempat ini sambil menonton warga setempat memancing pasti menjadi pengalaman unik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar